Agama

Kenali Mahram mu dari Sekarang

Mahram untuk LAKI-LAKI adalah:

1. Ibu.
2. Nenek.
3. Anak.
4. Cucu.
5. Saudari sekandung
6. Saudari seayah (beda ibu).
7. Saudari seibu (beda ayah).
8. Keponakan perempuan dari saudara/i sekandung, atau yg hanya seayah, atau yang hanya seibu.
9. Bibi dari saudara ayah atau saudara ibu.
10. Istri ayah (ibu tiri) atau mantan istri ayah (syarat: sudah berhubungan badan dengan ayah).
11. Anak perempuan istri yang dibawa dari pernikahannya sebelumnya dan anak perempuan dari             mantan istri.
12. Mertua atau mantan mertua.
13. Menantu atau mantan menantu
14. Saudara sepersusuan, maka menjadi mahram juga

* Catatan :
Untuk mahram perempuan sama seperti poin di atas, hanya saja diganti laki-laki semua (ayah, kakek, saudara sekandung, dst).

* Kesimpulan:
SELAIN DARI POIN 1-14 di atas BUKAN MAHRAM LAKI-LAKI. Langsung Allah jelaskan pada QS an-Nisa’ : 22 – 23.

Mereka tidak boleh bersentuhan dan bersalaman dengan kita, tidak boleh melihat aurat kita, dan tidak boleh menemani kita safar.

*TAMBAHAN
❗Sepupu perempuan bukan mahram
❗Ipar perempuan bukan mahram
❗Anak angkat perempuan atau anak asuh perempuan bukan mahram
❗Ibu angkat bukan mahram
❗Istri paman/tante/budhe (istri dari saudaranya ibu atau ayah) juga bukan mahram

———————–

Mengapa demikian?
Rasulullah ﷺ bersabda:

لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ

“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (HR. Thobroni)

Coba renungkan…
Terkadang sebagian di antara kita merasa “tidak enak” atau “sungkan” kalau tidak berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya.
Tapi anehnya, kita tidak merasa “sungkan” saat melanggar perintah Allah dan Rasulullahi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Saatnya introspeksi, ubah pola pikir kita, tentukan pilihan kita sendiri diantaranya :
* Pilih “tidak enak” sama manusia, atau “tidak enak” sama Allah dan Rasulullahi shallallahu ‘alaihi wa sallam?
* Pilih ridho manusia, apa pilih ridho Allah ta’ala?
* Pilih merasa “aman” di dunia yg sesaat, atau “aman” di akhirat yg abadi?

Semoga Allah Ta’ala mudahkan kita untuk menjalankan setiap perintahNya dan menjauhi laranganNya. Dan semoga Allah beri hidayah serta taufikNya untuk kita semua.
Aamiin
Barakallahu fiikum

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Harap Nonaktifkan Adblock Pada Browser Anda